Puisi

Kepada Ayah


Pagi ini sepasang lelah masih mengikat sepasang sayapmu
Tapi kau harus terbang, melintasi kecemasan-kecemasan
Matahari tak begitu tinggi, silau bersinar terik di mata kantukmu
Tapi kau harus terbang, mengemas malas dalam langkah yang melas
Ini musim kemarau, aliran air mampat di leher pipa
Tapi kau harus terbang,  mengisi ceruk-ceruk haus di tenggorokan
Angka-angka kalender menua; ringkih, menipis di saku celana
Kau tetap saja terbang, dengan rasa lapar kian menebal
Kau ini elang macam apa, Ayah?

Solo, 2014

Tinggalkan komentar