Puisi

Kisah Kupu-kupu dari Selatan


kupu-kupu itu telah berputar ribuan malam
dari gang satu sampai subuh di gang tujuh
ia terbang mencari bunga yang sebenarnya bunga-bunga kertas para pendosa.
terbang sebentar, hinggap di dahan, dihinggapi tangan-tangan kesepian.

suatu malam kupu-kupu melihat api bertamu ke rumahnya
diikuti angin bertiup ke kanan ke kiri, dan api masih mondar-mandir di depan pintu
Ia heran, api itu hendak membakar dosanya yang mana?
kenanganku?
kangenku?
Anakku!

abu tumbuh di mana-mana
api terus menumbuhkannya

si kupu-kupu; wanita pesolek itu dengan cekatan memadamkan api dengan airmata
sementara si bungsu berhasil dievakuasi ke surga.
syukurlah! ada barang yang selamat– kesedihannya
dipeluknya erat-erat kesedihan, “Terima kasih, Tuhan!”

Surabaya, 2014

Tinggalkan komentar